article-image

Sumber Gambar: John Cameroon on Unsplash

**Pertanyaan 4 ** “Bagaimana cara membuat media semai organik? Apa komposisinya, dan bagaimana teknisnya?”

Terkait dengan pembibitan, yang kami buat 2:2:1 perbandingannya, dari tanah, kemudian pupuk kandang matang atau kompos, dan satu lagi dolomit atau arang sekam. Itu yang biasa dipakai media pembibitan Arang sekam dan dolomit termasuk organik. Pada prinsipnya yang tidak boleh dalam pertanian organik termasuk semaian adalah segala bentuk sintetis baik pupuk buatan, pestisida, hormon dan GMO. Ada yang dibatasi seperti dolomit, boleh tapi sedikit. Kalau kita lihat di sentra sentra kentang di Lembang dolomit menjadi yang utama dan tidak dibatasi dan itu tidak boleh.

Pertanyaan 5 “Bagaimana mencari isolat agens hayati, seperti mikoriza dan metharizium di alam?”

Agen hayati berhubungan dengan bakteri atau fungus. Pada tanaman kedelai sudah lama diterapkan. Sekarang ini banyak sekali pabrikan-pabrikan yang spesifik memproduksi agen hayati baik dalam bentuk bubuk atau cair. Banyak merknya bisa saya sebut. Yang jadi masalah adalah komposisinya apa. Tetapi intinya kita hanya mau memanfaatkan bahwa di alam ada mikroorganisme bermanfaat dan mikroorganisme ini lalu diisolat, itu lewat lab lebih baik dan lebih tepat, tetapi apabila secara sederhana bisa menggunakan buah-buahan masak diblender aja lalu disaring, itu salah satu bahan untuk agen hayati secara sederhana lalu ditambah macam-macam seperti alkohol 40 % atau air kelapa atau bahan lain lalu disemprotkan.

Kalau mau ekstrem, dl luar negeri terutama, hama di blender, seperti belalang atau apa saja lalu diencerkan dan disemprotkan. Karena setiap hama akan mengandung musuh alami gitu. Ada belalang atau ulat kena agen hayati lalu warna nya putih yang Bakteri Thuringiensis, kalau itu diblender atau dihancurkan lalu dilarutkan dalam air lalu disemprotkan bisa jadi agen hayati juga. Tergantung skalanya kalau skala nya besar lebih baik beli saja. Kalau pabrikan standar ilmiahnya sudah jelas, dosisnya sudah jelas, frekuensi pemakaiannya sudah jelas. Kalau buat sendiri ukuran nya hanya perkiraan, tapi itu tidak masalah yang penting menggunakan agen hayati. Seperti bakteri rhizobium cukup tanah yang sekitar kacang-kacangan tinggal disebar karena itu terinokulasikan. Seperti yang saya bilang tanah-tanah di sekitar akar bambu banyak mikroba bermanfaat bisa diinokulasikan ke tanah, atau kalau tidak mau repot pakai yang pabrikan, Karena pasti bertanggung jawab.

Hanya di lembaga sertifikasi pertanian organik hanya ingin dan diperbolehkan menggunakan produk yang sudah disertifikasi. Contohnya EM 4 yang belum tersertifikasi, mereka tidak mau menggunakan padahal secara substansi ga masalah. Lembaga Sertifikasi tetap tidak boleh. Legalnya memang SNI yang diakui lembaga sertifikasi pertanian iorganik. Sertifikasi itu alat dagang, tetapi belum pasti juga yang tersertifikasi sudah organik. Bukan masalah sertifikasi tetapi karakter orang nya organis atau tidak. ltu lebih fundamental. Begitu juga sertifikasi profesi, kalau hanya formalitas saja repot juga.

Pertanyaan 6 “Ada yang mengeluh POC salah satu bahan nya adalah keong diberikan pada tanaman bawang. Daunnya layu atau kebakar, apakah itu karena keong nya atau karena kontaminasi lain? Dan bisa ga tanaman bawang itu dinormalkan kembali?”

Ini dari pengalaman praktis ya jadi agak sedikit sulit. Kadang kita lupa faktornya penyebabnya banyak, apakah memang karena keong atau karena apa. Kita harus menelusuri komposisi dari POC nya, kapan POC nya disemprot. Buat demplot-demplot atau percobaan -percobaan untuk meguji kapan tanaman bawang ini terbakar, dosisnya berapa, penyebabnya apa. Atau tes saja POC nya ke tanaman lain apakah terbakar atau tidak.

Pada dasarnya yang perlu ditanyakan adalah mengapa keong dan di keong itu mengandung apa saja, mesti diperjelas mengapa bahan dasarnya keong, terus bahan apa lagi yang dipakai. Saya belum pernah mencoba membuat POC dari bahan dasar keong.

Kalau kasusnya bawang tentu yang kebakar apanya, kalau yang kebakar akarnya tidak bisa diperbaiki, kalau daunnya yang terbakar masih bisa diperbaiki pertumbuhannya. Ada tanaman yang kalau akarnya sehat namun daunnya terbakar masih bisa sehat dan tumbuh dengan baik. Jadi asal akarnya sehat masih bisa tumbuh. Dengan diberi pupuk atau ekoenzim masih bisa tumbuh.

Untuk perbaikannya saya lebih percaya ekoenzim yang akan merangsang pertumbuhannya. Dengsn ekoenzim akan dirangsang akarnya dan akan tumbuh kembali.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang